Rangka bangunan adalah bagian dari bangunan yang merupakan struktur utama pendukung berat bangunan dan beban luar yang bekerja padanya. Rangka bangunan untuk bangunan bertingkat sederhana atau bertingkat rendah, umumnya berupa struktur rangka portal (frame structure). Struktur ini berupa kerangka yang terdiri dari kolom dan balok yang merupakan rangkaian yang menjadi satu kesatuan yang kuat.
Kolom
portal harus dibuat menerus dari lantai bawah sampai lantai atas, artinya letak
kolom-kolom portal tidak boleh digeser pada tiap lantai, karena hal ini akan
menghilangkan sifat kekakuan dari struktur rangka portalnya. Jadi harus
dihindarkan denah kolom portal yang tidak sama untuk tiap-tiap lapis lantai.
Ukuran kolom makin keatas boleh makin kecil. Perubahan dimensi kolom harus
dilakukan pada lapis lantai agar pada satu lajur kolom mempunyai kekakuan yang
sama.
Balok
portal merangkai kolom-kolom menjadi satu kesatuan. Balok menerima seluruh
beban dari plat lantai dan meneruskan ke kolom-kolom pendukung. Hubungan balok
dan kolom adalah jepit-jepit, yaitu suatu sistem dukungan yang dapat menahan
Momen, Gaya vertikal dan Gaya horisontal. Untuk menambah kekakuan balok,
dibagian pangkal pada pertemuan dengan kolom boleh ditambah tebalnya.
Rangka
portal harus direncanakan dan diperhitungkan kekuatannya terhadap beban-beban
sebagai berikut :
-
Beban
mati, dinyatakan dengan lambang : M
-
Beban
hidup, dinyatakan dengan lambang : H
-
Beban
angin, dinyatakan dengan lambang : A
-
Beban
gempa, dinyatakan dengan lambang : G
-
Beban
khusus, dinyatakan dengan lambang : K
Kombinasi pembebanan :
Pembebanan
tetap : M + H
Pembebanan
sementara : (M + H)
+ A
Atau : (M +
H) + G --->>> (dipilih pengaruh mana yang lebih besar)
Pembebanan
khusus : (M + H) + K
Atau : (M +
H) + A + K
Atau : (M +
H) + G + K
Untuk
merencanakan dan menghitung kekuatan suatu konstruksi bangunan dipakai
pembebanan tetap yang terberat. Setelah diproses ukuran dari konstruksi
portalnya berdasarkan tegangan ijin bahan, langkah selanjutnya adalah
mengadakan hitungan kontrol terhadap beban sementara atau beban khusus, dipilih
pengaruh mana yang lebih membahayakan konstruksi. Apabila pada hitungan kontrol
ternyata konstruksi tidak aman terhadap beban sementara, maka ukuran konstruksi
tersebut harus diperbesar lagi. Jadi suatu konstruksi bangunan harus aman dan
mampu mendukung beban tetap, beban sementara dan atau beban khusus.
Pengertian Beban :
- Beban mati adalah berat dari
semua bagian bangunan yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan,
pekerjaan pelengkap (finishing), serta alat atau mesin, yang merupakan bagian
tak terpisahkan dari rangka bangunannya.
- Beban hidup adalah berat dari
penghuni dan atau barang-barang yang dapat berpindah, yang bukan merupakan
bagian dari bangunan. Pada atap, beban hidup termasuk air hujan yang tergenang.
- Beban angin adalah beban yang
bekerja pada bangunan atau bagiannya, karena adanya selisih tekanan udara
(hembusan angin kencang).
- Beban gempa adalah besarnya
getaran yang terjadi di dalam struktur rangka bangunan akibat adanya gerakan
tanah oleh gempa, dihitung berdasarkan suatu analisa dinamik.
- Beban khusus adalah beban kerja
yang berasal dari adanya selisih suhu, penurunan pondasi, susut bahan, gaya rem
dari kran, getaran mesin berat.
Rangka
portal untuk bangunan bertingkat rendah, umumnya dibuat dari bahan konstruksi
beton bertulang. Bahan beton merupakan konstruksi yang kuat menahan gaya desak,
sedang tulangan baja mampu menahan gaya tarik, jadi bahan beton bertulang
merupakan konstruksi bangunan yang mampu menahan gaya desak dan gaya tarik,
yaitu gaya-gaya yang bersifat merusak pada konstruksi. Selain itu beton
bertulang juga merupakan konstruksi tahan gempa, tahan api, merupakan bahan
yang kuat dan awet yang tidak perlu perawatan dan dapat berumur panjang.
Langkah-langkah
dalam perencanaan struktur bangunan bertingkat adalah :
- Hitungan mekanika : pada tahap
ini ditentukan besarnya beban yang bekerja, kemudian dengan dasar gambar
konstruksi dan metoda hitungan yang berlaku, dicari besarnya momen, gaya
lintang dan gaya geser akibat beban tetap.
- Perencanaan konstruksi : misal
akan dipakai konstruksi beton bertulang, maka dengan berdasarkan tegangan ijin
bahan dan hasil hitungan mekanika, dapat ditentukan dimensi dari struktur beton
dan tulangannya.
- Kontrol gaya gempa : pada tahap
beban sementara ini dilakukan kontrol hitungan dari hasil dimensi struktur yang
sudah didapat, agar nantinya struktur betul-betul mempunyai konstruksi yang
mantap, aman dan stabil.
Untuk
membuat bangunan lebih tahan tehadap gempa tidak harus selalu memperbesar
dimensi dari elemen-elemen strukturnya. Hal ini justru akan membuat bangunan
menjadi berat dan tidak menguntungkan terhadap gaya gempa, sebab makin berat
suatu bangunan akan makin besar dia menyerap gaya gempa
(ingat rumus : F = M.a).
(ingat rumus : F = M.a).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar